Selasa, 24 November 2020

gitu amat

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan merefresh ingatan tentang buku, yang berguna bagi orang yang ingin menjalani hidup dengan lebih baik, tanpa harus berubah kepribadian. 
Pada bab 1, buku ini diawali dengan sub judul, "jangan berusaha", disini diceritakan bahwa ada seseorang penyair dan penulis atau setidaknya begitu yang dicita citakan, yang sebelum menjadi terkenal, kehidupannya selama 30 tahun dijalani tanpa arti, dikatakan di buku ini, bahwa orang ini "adalah seorang pecandu alkohol, senang main perempuan, pejudi kronis, kasar, kikir, tukang utang dan, dalam hari terburuknya, seorang penyair".
Orang ini "bercita-cita menjadi seorang penulis". Hanya saja tak satupun tulisannya yang diterima.
Dalam kesehariannya dia bekerja di sebuah kantor pos, sebagai penyortir surat. "gajinya sangat rendah, dan hampir seluruh uangnya dihabiskan untuk menjalani kehidupan yang tanpa arti yang sempat disinggung di awal. 
Kemudian pada saat pria ini berumur 50 tahun, ada seorang editor dari sebuah penerbitan independen, yang memberinya kesempatan untuk menerbitkan tulisannya.
Novel pertama nya berjudul "post office" dan ini "didedikasikan untuk tak seorangpun".
Selanjutnya pria ini tercatat sebagai penulis novel dan puisi yang sukses, sengan 6 novel dan ratusan puisi. Dengan penjualan lebih dari 2 juta kopi.
Di buku ini di tulis bahwa kisah pria ini bisa dimasukkan dalam salah satu cerita inspiratif bagi orang yang ingin sukses dan berjuang keras mewujudkannya, namun hal ini terkesan berlawanan dengan apa yang tertulis di batu nisan nya yaitu "jangan berusaha".
Meski sudah sukses sebagai penulis, pria ini dulunya seorang yang tanpa arti. Dan dia tidak pernah mencoba untuk menjadi selain dirinya. Dia mampu jujur pada diri sendiri, mengakui hal-hal buruk tentangnya, dan membagikan tanpa ragu.
Pria ini nyaman dengan ketidak berartinya dia, dan tidak perduli dengan kesuksesannya. Bahkan apa yang dilakukan sebelum terkenal masih dilakukannya sesudah terkenal. sukses dan terkenal tidak merubahnya menjadi pribadi yang lebih baik. Suksesnya tidak dipicu oleh "perubahannya menjadi orang yang lebih baik".
Menjadi baik dan sukses kadang terjadi bersama, tapi tidak selalu beriringan.
Selama ini kita diarahkan untuk bisa mewujudkan keinginan lebih yang positif, yang hampir mustahil. Menjadi lebih kaya, lebih langsing, lebih terkenal dan sebagainya, semua ingin dijalani dengan lebih baik dan menyenangkan.
Akan tetapi setiap kata-kata motivasi, sebenarnya menekankan pada kekurangan kita, kita termotivasi pada kisah sukses karena kita merasa tidak sukses dan kita tidak menerima hal tersebut.
Setiap kata-kata motivasi, dengan kata lain mengingatkan tentang kegagalan dan kekurangan tentang keinginan lebih positif tapi gagal diwujudkan.
Bahagia sebenarnya tidak perlu dibuktikan. Hanya dia dan perasaannya, orang lain tidak butuh pembuktian.
Setiap iklan akan memotivasi untuk membeli produknya, dengan berbagai cara, dan bahkan menanamkan kepercayaan bahwa untuk hidup yang lebih baik adalah dengan punya sesuatu yang dikatakan lebih, semisal punya mobil, punya rumah, punya investasi, dan sebagainya. Bahkan dikatakan kita bisa lebih hemat dengan membeli lebih dari yang dibutuhkan. Selain itu pikiran kita dipaksa untuk menjadikan penting banyak hal dan lupa dengan yang benar-benar penting. Ini tidak salah dari sisi bisnis, tapi menjadikan kita menjadi pengejar fatamorgana bahagia.
Sub judul "jangan berusaha" , ditutup dengan kalimat " kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan lebih banyak hal, tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak dan penting". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar