muhammadarisafifuddin
Kamis, 26 November 2020
"hari ini"
cerita dalam bus akdp
Menggapai mimpi
Rabu, 25 November 2020
Gadget
Gadget pemicu asosial
Suatu sore yang cerah disebuah rumah mungil yang seksi, seorang anak (sepakat kita sebut anak) sedang asyik memainkan gadget smartphone, "sampeyantube" sebuah aplikasi video sharing yg sdh tdk asing lagi dari cucu sampai embah. Ketika anak sedang asyik dg gadgetnya , teman mainnya (sepakat kita sebut teman main 1) memanggilnya untuk mengajak bermain di luar. Karena asyik dengan gadget anak tidak menjawab panggilan teman main 1, karena tdk ada respon yang mendekati kepuasan batin, maka teman main 1 masuk eumah anak, untuk mengamati dan menelaah dan juga mencoba next......
....memahami, apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah, sehingga meskipun dipanggil2 tetapi tdk ada respon daripada dalam rumah. Setelah masuk, teman main 1 menemukan pemandangan yang biasa saja, anak asyik bermain gadget sehingga tdk menyadari akan adanya teman main 1. Rupanya teman main 1 tertarik untuk melihat gadget, dan diapun ikut melihat aplikasi "sampeyantube". Maka jadilah mereka larut dalam "kegiatan" main gadget. Setelah beberapa lama, adik anak datang dan rupanya juga tertarik memainkan gadget juga. Hanya saja bukan aplikasi "sampeyantube" yang sering dimainkan. Adik anak suka untuk diputarkan video babybus, namun bukan sebuah video utuh, adik anak hanya tertarik...............
....pada intro dari video tsb. Tiap kali selesai intro, selalu minta diulang lagi dari awal. Sampai hafal kalimat e
"hai, jangan lupa sub bret disini, tuing".
Selama beberapa saat, terjadi perebutan kekuasaan atas gadget, terjadi tarik ulur antara adik dan anak, yang pada gilirannya dimenangkan oleh ibuk. Ibuk menengahi dengan dikatakan
"main sama2 ya, kalau g mau, g ada yg boleh main hape (gadget)". Rupanya mediasi yg dilakukan menunjukkan hasil yg signifikan. Terbukti dengan tdk adanya lg....
....konflik diantara mereka bertiga. Tak berselang lama, sang papi ikut nimbrung dengan "kelompok asosial". Meski berkelompok, tetap saja tdk banyak suara yg keluar dari kelompok asosial yg baru "terbentuk". Karena hari menjelang sore, orangtua wanita teman main 1 mencari anaknya. Didapati anaknya sedang bersosialisasi dengan kelompok asosial. Tiba2 gadget pemicu asosial berbunyi tanda ada pesan masuk. Ibuk dari anak mendekati kelompok asosial, bukan ingin gabung, tapi rupanya ibuk ingin bersosialisasi sendiri dengan teman nun jauh disana. Sekilas seperti tdk peduli dengan sekitar, tapi sesungguhnya kepeduliannya lebih luas dari sekadar sekitar, tapi sudah lintas kota, realtime. Banyak ....
....diantaranya contoh kasus, pada suatu ketika, ibuk sangat bersedih hati, serasa gundah guLana tidk terperi, dikarenakan berita meninggalnya tokoh nasional. Bahkan aura kesedihan masih terpancar setelah beberapa hari. Ini menunjukkan ibuk sedang bersosialisasi dengan warga sekitar negara kesatuan indonesia. Ada lagi kasus dimana tetangga rumah mengetahui kabar berita malahan dari seseorang yg notabene berada diujung negeri . Kalau dikampung kota, kita biasa mengetahui kabar duka dari toa masjid tapi di dunia maya, kita bahkan bisa memilih untuk mengetahui kabar apa yg ingin kita dengar. Setelah ibuk mencukupkan sosialisasi skala nasionalnya, gadget kembali diberikan kepada....
...anak, namun ya g terjadi anak dan teman main 1 serta adik, sdh beralih perhatian. Mereka bertiga sdh asyik bermain, bermain yg tdk hanya memainkan ๐ dan jempol kiri kanan, namun juga seluruh jiwa dan raga, juga pakaian dan rumput liar, pasir berdebu, juga perabotan masak ibuk. Memang seharusnyalah permainan tersebut sesuai perkembangan usia. Bahkan semakin dianggap dewasa, semakin berkurang permainannya, kalaupun bermain, permainan yg dimainkan adalah permainan yg tdk lagi main2. Permainan yg membawa konsekuensi, karena kita adalah pemain kehidupan yg tidak boleh main2 dalam memainkan peranan. Anak, teman main 1 dan adik rupanya memang....
...sudah tidak tertarik lagi pda gadget, mereka sdh asyik keluar dari keasyikan bermain gadget. Gadget yg ditakutkan para orang tua sebagai pemicu perilaku asosial pd anak2 nyatanya malah anak2 meredefinisi makna asosial, yakni kelompok2 asosial yg saling berinteraksi satu sama lain melalui gadget. Sebaliknya orangtualah yang sebenarnya terjerembab tp tdk mau mengakui kalau mrk para org dewasa yang terkena situasi asosial, namun alih2 mengakui, malah mencontoh anak2 yakni meredefinisi makna asosial menjadi bersosial skala nasional, tanpa kontak fisik. Jadi kehidupan selalu punya cara untuk kembali pada fitrahnya. Anak selalu punya cara bersosialisasi & org tua jg sllu pny cara mjd egois ๐๐
Selasa, 24 November 2020
gitu amat
mulai
selamat datang para pembaca, ini adalah postingan pertama setelah sekian lama dan semoga bukan postingan terakhir๐. masuknya saya lagi ke situs ini dilatar belakangi oleh mudah lupanya saya, banyak rencana rencana potensial yang menguap begitu saja karena lupa tadi, bahkan tak jarang tugas penting sekalipun juga terlupa.
foto keluarga saya tampilkan disini bukan karena saya lupa keluarga tapi untuk pengingat orang-orang yang membaca agar ingat keluarga, keluarga disini yang penting. keluarga akan selalu ada di segala suasana. semoga lebih banyak ide-ide yang mengalir ke dalam tulisan dan terpublikasi.Kamis, 01 Oktober 2015
cerita dalam bus akdp
Banyak hal memerlukan inovasi untuk bertahan dalam kehidupan yang penuh tantangan. Salah satunya adalah ber inovasi dalam teknik-teknik dalam ber ngamen.
Kalau dulu ngamen konvensional khususnya di bus, hanya ada 2 syarat yaitu orang yg ngamen dan orang yang di ngameni alias audiens pendengar.
Seiring perkembangan jaman, ngamen pun mulai berkembang.
Berikut perkembangan ngamen dari waktu ke waktu :
Ngamenis tanpa alat
Disini hanya ada satu pengamen tanpa instrumen musik, biasanya diawali salam perkenalan dilanjutkan persembahan sebuah dua buah tembang lagu, dan diakhiri salam perpisahan dan yang terpenting adalah peredaran bungkus permen yang dibalik ( tempat menampung bunga-bunga sosial audiens )
Ngamenis menggunakan alat sederhana
Dalam fase ini tidak banyak perubahan, hanya ditambahkan alat musik sederhana berupa kecrekan yang berbunyi crek-crek. Alat ini terbuat dari tutup botol yang di pipihkan dan ditumpuk beberapa lalu dipaku ditengahnya
Ngamenis menggunakan alat musik khusus
Hampir sama dengan ngamenis sebelumnya, hanya saja instrumen yang digunakan adalah instrumen khusus, semisal gitar, dan ini yang mendominasi, gitar biasanya di gunakan oleh ngamenis pria, ngamenis wanita jarang yang menggunakan instrumen jenis ini. Ngamenis wanita lebih suka kecrekan
Duo ngamenis menggunakan alat musik khusus versi 1
Dalam tahap ini salah satu orang memegang gitar dan satunya sebagai biduan atau dua duanya
Duo ngamenis menggunakan alat musik khusus versi 2
Tahap ini selain instrumen gitar, juga digunakan instrumen lain semisal ketipung. Selain tembang tembang yang dibawakan merupakan lagu-lagu yang sedang hits, juga dibawakan lagu-lagu ciptaan pengamen sendiri
Ngamenis menggunakan alat musik elektronik versi 1
Dalam fase ini instrumen musik manual mulai ditinggalkan, dan digantikan alat semacam tape recorder yang dimodifikasi. Bentuknya kotak selutut, dilengkapi pemutar kaset, mik halo-halo untuk bernyanyi, accu untuk power supply alat. Bisa disebut juga karaoke portable. Tahap ini mayoritas digunakan oleh biduanita berdandan menor dan berpakaian seksi, walaupun dalam perkembangannya wanita yang tidak berdandan dan pria tua pun menggunakan tahap ini
1 setengah ngamenis menggunakan alat sederhana
Yang mencolok dari fase ini adalah digunakannya balita untuk mengundang lebih banyak simpati audiens untuk memberi bunga-bunga sosial, biasanya digendong. Tampilan dari 1 setengah solois ini dibuat selusuh mungkin. Instrumen yang digunakan berupa kecrekan
Ngamenis yang disempurnakan
Dalam tahap ini perbedaan yang kentara adalah setelah salam perkenalan akan dibagikan amplop untuk tempat bunga-bunga sosial audiens. Tahap ini perpaduan antara ngamen dan minta sumbangan
Ngamenis menggunakan alat musik elektronik versi 2
Pada tahap ini lebih pada pelaku ngamenis, para pelaku ngamenis lebih beragam dan dari banyak kalangan. Namun untuk instrumen tidak banyak perubahan berarti
Trio ngamenis
Terdiri dari 3 atau 3,5 personel, biasanya terdiri dari 2 orang pemain instrumen sekaligus penyanyinya ditambah seorang pengambil bunga-bunga sosial yang menggendong balita
Grup alternative ngamenis
Untuk fase ini segmentasi moda transportasi umum sebagai pangsa pasarnya lebih luas lagi, biasanya pelaku grup alternative melakukan show-swow di gerbong-gerbong kereta api, hanya saja untuk saat ini tidak banyak yang eksis, karena di kereta api sekarang ada larangan show di atas gerbong kereta api
Namun begitu, meski dalam dunia per ngamen an sudah sangat berkembang. Tetap saja di masing-masing tahapan memiliki seniman-seniman yang masih loyal dan akan terus menjalankannya karena itu adalah panggilan hati